Pakan komplit fermentasi adalah merupakan pakan yang terdiri dari berbagai macam bahan terutama bahan limbah organik pertanian maupun rumput yang difermentasi menggunakan “BIO SILASE”.
Masalah pakan adalah merupakan masalah utama bagi kebanyakan peternak secara bertahun-tahun sehingga menyebabkan hambatan hambatan bagi peternak atau petani baik itu secara budidaya maupun Agribisnis, kerugian secara bertahun-tahun tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Keterbatasan kwantitas budidaya
2. Sulitnya memperbaiki kualitas
3. Agribisnis menjadi tidak efektif dan efisien
4. Budidaya tidak memberikan keuntungan secara Agribisnis
5. Budidaya terhambat oleh keadaan alam
6. Kesulitan dalam memanaged pasar
Seperti kita ketahui selama ini petani masih melakukan budidaya yang apabila kita dekatkan dengan teknik beragribisnis masih terdapat rentang yang sangat jauh, meskipun begitu peternak tersebut merasa untung dengan pemeliharaan tersebut. Sebutan ternak sebagai “ROJO KOYO” semenjak dahulu nampaknya memang tidak Ngoyoworo, ternak menjadi andalan petani untuk berbagai keperluan yang membutuhkan biaya besar bahkan petani dapat merencanakan kebutuhan besar secara jarak jauh dengan mempersiapkan ternak sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengapa mereka tidak mengandalkan dari hasil pertanian lainnya…………..?
Dengan kepemilikan lahan yang semakin sempit, semakin rusaknya ekosistem, semakin tingginya permintaan produk-produk organik maka ternak akan menjadi produk Agribisnis yang semakin memberikan keuntungan yang tinggi. Kebutuhan daging meningkat terus dari tahun ke tahun dan limbah kotoran hewan belum dimanfaatkan secara baik dan benar.
Dengan kepemilikan ternak yang semakin banyak maka ternak akan menjadi “ROJO DI ROJO KOYO”bagi petani, namun ironisnya dengan adanya teknologi pakan seperti ini ternyata peternak yang bukan petani asli lebih cepat dalam mengaksesnya, apa lagi para pensiunan dan calon pensiunan.
Apakah keuntungan secara khusus dari adanya pakan awetan komplit ini………..?
adalah :
1. Meningkatnya daya guna limbah pertanian
2. Meningkatnya kapasitas pemeliharaan
3. Efisiensi waktu dan tenaga
4. Meningkatkan TDN dari limbah pertanian
5. Meningkatnya Viabilitas
6. Menyediakan pakan pada musim paceklik pakan
7. Meningkatkan terhadap kontrol kualitas ternak
8. Meningkatkan Palabilitas.
PAKAN diakui sebagai pengaruh dominan dalam produktifitan Kambing dan Domba, pakan pada umumnya terbagi ke dalan 2 kategori :
1. Pakan sebagai sumber Energi
2. Pakan sebagai sumber Protein
Pemberian PAKAN Domba/Kambing harus disesuaikan dengan tujuan Agribisnis yaitu untuk Keindahan/kontes, Peranakan dan atau Penggemukan.
1. PAKAN sebagai sumber energi lebih cocok untuk kambing/domba kontes dan peranakan dimana kebutuhan adalah BK (Bahan Kering) 2,5 – 4 % PK (Protein Kasar) 9 – 12 % dan energi/TDN antara 55 – 65 % sehingga pakan untuk kebutuhan ini harus kita sediakan secara tersendiri dalam PAKAN AWETAN FERMENTASI
2. PAKAN sebagai sumber Protein adalah merupakan PAKAN yang banyak mengandung protein, menurut Nuschati untuk penggemukan diperlukan PAKAN dengan BK (Bahan Kering) 4,5%, PK (Protein Kasar) 12 % dan TDN 55 %. Ini kita jadikan sebagai patokan dalam pembuatan PAKAN KOMPLIT UNTUK PENGGEMUKAN.
MENGENAL JENIS BAHAN UNTUK PAKAN AWETAN FERMENTASI
Pada dasarnya semua jenis limbah pertanian dapat digunakan untuk PAKAN kambing, domba kelinci dan atau ternak lainnya setelah dilakukan proses awal seperti fermentasi ini, limbah pertanian yang biasanya tidak disukai oleh ternak tersebut kita olah sedemikian rupa sehingga ternak mau memakannya dan memenuhi kebutuhan akan gisinya.
Berikut kami sajikan bahan-bahan yang dapat digunaka:
- Jerami
Adalah sisa/limbah pertanian yang berasal dari tanaman padi dimana selama ini tidak dapat digunakan untuk PAKAN kambing, domba maupun kelinci. Dalam metode ini sudah mampu untuk memecahkan permasalahan mengapa ternak tersebut tidak mau memakannya, dengan memecahkan lignin, celullosa, pectin menjadi senyawa lain seperti protein sederhana akan meningkatkan daya cerna ternak. Jerami yang digunakan adalah jerami basah, jerami kering maupun jerami amoniasi.
- Rumput liar
Merupakan pakan yang paling banyak dimanfaatkan peternak selama ini secara konfensional, rumput ini paling murah mudah didapat akan tetapi pada musim-musim tertentu akan menjadi sulit sehingga menjadi faktor pemutus siklus budidaya bagi peternak dan tidak semua jenis rumput dapat dimanfaatkan, akan tetapi dengan diolah menggunakan metode ini semua jenis rumput dapat digunakan. Kelebihan populasi pada musim penghujan dapat dimanfaatkan untuk pakan pada masa-masa sulit pakat sehingga siklus budidaya tidak akan terputus. Selain rumput liar juga dapat mempergunakan rumput Gajah, rumput Setaria dsb.
- Bekatul
Bekatul adalah limbah dalam penggilingan gabah menjadi beras yang kemudian menghasilkan bekatul dengan berbagai kualitas, dari berbagai kualitas tersebut dapat depergunakan dalam pembuatan pakan ini. Fungsi dari bekatul ini adalah untuk menambah nutrisi, memberikan stater untuk pertumbuhan bakteri dan sebagai bahan pengisi.
- Dedak jagung
Pada daerah tertentu menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehingga menghasilkan dedak yang dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran pakan yang baik.
- Ketela Pohon/Ubi Kayu
Bahan ini banyak mengandung karbohidrat sehingga akan menjadi bahan penguat dalam proses fermentasi, akan tetapi ketela pohon ini mengandung racun asam sianida (H Cn) yang juga bersifat disnutrien sehingga racun ini lebih baik dibebaskan terlebih dahulu sebelum dipergunakan selain itu kita sangat perlu untuk mengawetkan ketela pohon tersebut dalam bentuk pasta karena ketela pohon tidak akan tahan lama dalam penyimpanan tanpa perlakuan pendahuluan.
- Mineral
Merupakan suplemen tambahan yang berfungsi untuk penyempurnaan proses metabolisme zat PAKAN secara keseluruhan didalam tubuh ternak dapat pula di tambahkan garam dapur akan tetapi dalam jumlah kecil karena Na Cl dapat bersifat disinfektan bagi bakteri.
- Ampas Tahu
Merupakan limbah dari pabrik tahu yang masih banyak mengandung gisi dan akan ditingkatkan nilainya dalam fermentasi
- Ampas Sagu Aren
Adalah merupakan limbah dari pabrik pengolahan sagu aren atau inoue, ampas yang diambil adalah ampas yang halus.
- Janggel/Tongkol Jagung
Merupakan limbah sertaan dari jagung setelah dipipil, janggel ini harus dihancurkan terlebih dahulu.
- Gergajian Kayu
Merupakan sisa dari penggergajian kayu, yang perlu diingat bahwa gergajian tersebut jangan sisa peggergajian glugu atau pohon kelapa
- Tepung Jagung/Jagung Giling
Bahan ini mengandung protein yang tinggi untuk ditambahkan
- Tepung ikan
Bahan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan nutrisi dan meningkatkan palabilitas serta daya rangsang nafsu makan
Masih banyak lagi bahan-bahan lain yang dapat dipergunakan seperti daun mahoni, daun rambutan, daun lamtoro, daun sengon, daun kaliandra, daun turi, daun nangka, daun jagung, daun ketela pohon, daun mindi, daun gamal, kulit kopi, kilut kopi coklat, kulit kacang tanah, kulit kedelai, kulit kacang hijau, sisa tanaman seperti kacang panjang, kacang buncis, kacang hijau, susu kadaluarsa, bungkil kacang, bungkil kelapa sawit, bungkil kopra, tepung gaplek, bungkil klenteng atau biji kapas dan limbah- limbah pertanian lainnya atau bahan limbah pengolahan hasil pertanian yang tanpa bahan kimia.
- “BIO SILASE”
BAHAN UTAMA UNTUK PAKAN AWETAN FERMENTASI , bakteri an aerob ini yang akan bekerja dalam proses fermentasi ini telah dipergunakan selama hampir 3 tahun dari berbagai daerah
- Tetes Tebu
Merupakan limbah dari pabrik gula yang mempunyai rasa dan aroma khas, tetes tebu ini merupakan gula invers dengan mempunyai kandungan hampir mirip dengan gula pasir.
Manyon adalah merupakan limbah pabrik tahu yang berupa cairan .
- Air
Air yang dipergunakan hendaknya jangan air leding maupun air hujan, gunakan air dari sumber, sumur atau air sungai
Prinsip Dasar yang harus diperhatikan :
1. Semua bahan semakin kering semakin bagus
2. Fermentasi bahan semakin padat dan rapat semakin baik
3. Bahan semakin hancur akan semakin baik
Macam-macam Alat Fermentasi
1. Trench Silo : silo berbentuk parit dengan bagian bawah lebih sempit dari
bagian atas
2. Pench Silo : silo non permanen yang merupakan sekat-sekat bambu atau
kayu
3. Tower Silo : silo berbentuk menara terbuat dari baja, beton dilengkapi
alat khusus
4. Pit Silu : silo berupa sumur masuk ke dalam tanah
5. Box silo : silo berbentuk kotak seperti box
6. Drum plastik : silo dengan menggunakan drum platik bekas, alat ini
paling banyak memberikan keuntungan, murah,
mudah, mempercepat siklus dan kuat.
Mengenal Macam dan Jenis Pakan Awetan Komplit
Sesuai tujuan pakan Komplit dibagi kedalam 3 macam :
1. Pakan untuk pembibitan
2. Pakan Pendongkrak
3. Pakan komplit untuk Penggemukan.
1. Pakan untuk Pembibitan
Untuk pembibitan bahan yang diperlukan adalah limbah pertanian yang mudah didapat dilingkungan kita seperti Jerami, rumput, tebon jagung, legium dsb
Jerami yang dapat digunakan adalah semua jenis baik itu jerami basah, jerami kering maupun jerami yang sudah disimpan lama akan lebih baik jerami yang sudah diamoniasi.
Jerami merupakan salah satu bahan yang murah dan mudah didapat karena selama ini jerami belum banyak dimanfaatkan bahkan di wilayah tertentu jerami menjadi masalah sehingga untuk membersihkan atau menyingkirkannya harus membayar tenaga/upah kerja sehingga banyak juga yang dibakar. Lain halnya untuk petani atau peternak disekitar Kec. Windusari Kab. Magelang jerami sekarang sudah laku dijual.
PENGOLAHAN JERAMI UNTUK PAKAN DOMBA PERANAKAN.
Bahan yang digunakan:
1. Jerami : 89%
2. Ketela Pohon : 5%
3. Bekatul : 5%
4. Mineral : 0,5%
5. Tepung ikan : 0,5%
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas
manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan masa
datang.
2. Pembuatan Pakan Fermentasi Pendongkrak
Pakan pendongkrak ini merupakan pakan dengan ramuan bahan yang lengkap, pakan ini hanya digunakan pada cempe yang kurang sehat atau terlalu kurus selama 15 hari sebelum dimasukkan ke dalam kandang penggemukan, agar cempe sehat dengan pencernaan yang baik dengan nafsu makan yang tinggi.
Bahan – bahan :
1. Jerami/rumput/tebon : 30 %
2. Bekatul : 15 %
3. Ketela pohon : 15 %
4. Mineral : 1 %
5.Tepung ikan : 5 %
6. Tepung jagung/jagung giling : 5 %
7. Susu/tepung kedelai : 5 %
8. Ampastahu : 5 %
9. Garam dapur : 1 %
10. Tepung kacang hijau : 2 %
11. Janggel giling : 2 %
12. Ampas sagu : 5 %
13. Tepung kacang-kacangan : 5 %
14. limbah lainnya : 4 %
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas
manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan hingga abu-abu, aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan
masa datang.
3. Pembuatan Pakan Komplit
Pakan komplit fermentasi adalah pakan yang terdiri dari berbagai macam bahan limbah pertanian maupun limbah pengolahan hasil pertanian non kimia yang dilakukan fermentasi sehingga meningkat fungsinya untuk penggemukan kambing/domba maupun ternak lainnya.
Pakan ini dapat tahan dalam penyimpanan selama 1 tahun, dalam pembuatan pakan ini hendaknya memperhatikan jenis-jenis potensi bahan yang ada disekitar (lokalita) sehingga harga pakan menjadai murah.
Bahan – bahan :
1. Jerami/rumput/tebon : 40 % atau 60 %
2. Bekatul : 15 %
3. Ketela pohon : 15 %
4. Mineral : 0,5 %
5.Tepung ikan : 2 %
6. Ampas tahu : 5 %
7. Garam dapur : 1 %
8. Janggel/tongkol jagung giling : 5 %
9. Ampas sagu : 5 %
10. Gergajian kayu : 5 %
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas kemudian diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan hingga , aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan masa datang.
Terimakasih atas kunjunganya, Selamat mempelajari dan mencoba.
Jika Anda memberikan kritik dan saran dengan senang hati saya menerimanya. Mari kita berbagi bersama.
Masalah pakan adalah merupakan masalah utama bagi kebanyakan peternak secara bertahun-tahun sehingga menyebabkan hambatan hambatan bagi peternak atau petani baik itu secara budidaya maupun Agribisnis, kerugian secara bertahun-tahun tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Keterbatasan kwantitas budidaya
2. Sulitnya memperbaiki kualitas
3. Agribisnis menjadi tidak efektif dan efisien
4. Budidaya tidak memberikan keuntungan secara Agribisnis
5. Budidaya terhambat oleh keadaan alam
6. Kesulitan dalam memanaged pasar
Seperti kita ketahui selama ini petani masih melakukan budidaya yang apabila kita dekatkan dengan teknik beragribisnis masih terdapat rentang yang sangat jauh, meskipun begitu peternak tersebut merasa untung dengan pemeliharaan tersebut. Sebutan ternak sebagai “ROJO KOYO” semenjak dahulu nampaknya memang tidak Ngoyoworo, ternak menjadi andalan petani untuk berbagai keperluan yang membutuhkan biaya besar bahkan petani dapat merencanakan kebutuhan besar secara jarak jauh dengan mempersiapkan ternak sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengapa mereka tidak mengandalkan dari hasil pertanian lainnya…………..?
Dengan kepemilikan lahan yang semakin sempit, semakin rusaknya ekosistem, semakin tingginya permintaan produk-produk organik maka ternak akan menjadi produk Agribisnis yang semakin memberikan keuntungan yang tinggi. Kebutuhan daging meningkat terus dari tahun ke tahun dan limbah kotoran hewan belum dimanfaatkan secara baik dan benar.
Dengan kepemilikan ternak yang semakin banyak maka ternak akan menjadi “ROJO DI ROJO KOYO”bagi petani, namun ironisnya dengan adanya teknologi pakan seperti ini ternyata peternak yang bukan petani asli lebih cepat dalam mengaksesnya, apa lagi para pensiunan dan calon pensiunan.
Apakah keuntungan secara khusus dari adanya pakan awetan komplit ini………..?
adalah :
1. Meningkatnya daya guna limbah pertanian
2. Meningkatnya kapasitas pemeliharaan
3. Efisiensi waktu dan tenaga
4. Meningkatkan TDN dari limbah pertanian
5. Meningkatnya Viabilitas
6. Menyediakan pakan pada musim paceklik pakan
7. Meningkatkan terhadap kontrol kualitas ternak
8. Meningkatkan Palabilitas.
PAKAN diakui sebagai pengaruh dominan dalam produktifitan Kambing dan Domba, pakan pada umumnya terbagi ke dalan 2 kategori :
1. Pakan sebagai sumber Energi
2. Pakan sebagai sumber Protein
Pemberian PAKAN Domba/Kambing harus disesuaikan dengan tujuan Agribisnis yaitu untuk Keindahan/kontes, Peranakan dan atau Penggemukan.
1. PAKAN sebagai sumber energi lebih cocok untuk kambing/domba kontes dan peranakan dimana kebutuhan adalah BK (Bahan Kering) 2,5 – 4 % PK (Protein Kasar) 9 – 12 % dan energi/TDN antara 55 – 65 % sehingga pakan untuk kebutuhan ini harus kita sediakan secara tersendiri dalam PAKAN AWETAN FERMENTASI
2. PAKAN sebagai sumber Protein adalah merupakan PAKAN yang banyak mengandung protein, menurut Nuschati untuk penggemukan diperlukan PAKAN dengan BK (Bahan Kering) 4,5%, PK (Protein Kasar) 12 % dan TDN 55 %. Ini kita jadikan sebagai patokan dalam pembuatan PAKAN KOMPLIT UNTUK PENGGEMUKAN.
MENGENAL JENIS BAHAN UNTUK PAKAN AWETAN FERMENTASI
Pada dasarnya semua jenis limbah pertanian dapat digunakan untuk PAKAN kambing, domba kelinci dan atau ternak lainnya setelah dilakukan proses awal seperti fermentasi ini, limbah pertanian yang biasanya tidak disukai oleh ternak tersebut kita olah sedemikian rupa sehingga ternak mau memakannya dan memenuhi kebutuhan akan gisinya.
Berikut kami sajikan bahan-bahan yang dapat digunaka:
- Jerami
Adalah sisa/limbah pertanian yang berasal dari tanaman padi dimana selama ini tidak dapat digunakan untuk PAKAN kambing, domba maupun kelinci. Dalam metode ini sudah mampu untuk memecahkan permasalahan mengapa ternak tersebut tidak mau memakannya, dengan memecahkan lignin, celullosa, pectin menjadi senyawa lain seperti protein sederhana akan meningkatkan daya cerna ternak. Jerami yang digunakan adalah jerami basah, jerami kering maupun jerami amoniasi.
- Rumput liar
Merupakan pakan yang paling banyak dimanfaatkan peternak selama ini secara konfensional, rumput ini paling murah mudah didapat akan tetapi pada musim-musim tertentu akan menjadi sulit sehingga menjadi faktor pemutus siklus budidaya bagi peternak dan tidak semua jenis rumput dapat dimanfaatkan, akan tetapi dengan diolah menggunakan metode ini semua jenis rumput dapat digunakan. Kelebihan populasi pada musim penghujan dapat dimanfaatkan untuk pakan pada masa-masa sulit pakat sehingga siklus budidaya tidak akan terputus. Selain rumput liar juga dapat mempergunakan rumput Gajah, rumput Setaria dsb.
- Bekatul
Bekatul adalah limbah dalam penggilingan gabah menjadi beras yang kemudian menghasilkan bekatul dengan berbagai kualitas, dari berbagai kualitas tersebut dapat depergunakan dalam pembuatan pakan ini. Fungsi dari bekatul ini adalah untuk menambah nutrisi, memberikan stater untuk pertumbuhan bakteri dan sebagai bahan pengisi.
- Dedak jagung
Pada daerah tertentu menggunakan jagung sebagai makanan pokok sehingga menghasilkan dedak yang dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran pakan yang baik.
- Ketela Pohon/Ubi Kayu
Bahan ini banyak mengandung karbohidrat sehingga akan menjadi bahan penguat dalam proses fermentasi, akan tetapi ketela pohon ini mengandung racun asam sianida (H Cn) yang juga bersifat disnutrien sehingga racun ini lebih baik dibebaskan terlebih dahulu sebelum dipergunakan selain itu kita sangat perlu untuk mengawetkan ketela pohon tersebut dalam bentuk pasta karena ketela pohon tidak akan tahan lama dalam penyimpanan tanpa perlakuan pendahuluan.
- Mineral
Merupakan suplemen tambahan yang berfungsi untuk penyempurnaan proses metabolisme zat PAKAN secara keseluruhan didalam tubuh ternak dapat pula di tambahkan garam dapur akan tetapi dalam jumlah kecil karena Na Cl dapat bersifat disinfektan bagi bakteri.
- Ampas Tahu
Merupakan limbah dari pabrik tahu yang masih banyak mengandung gisi dan akan ditingkatkan nilainya dalam fermentasi
- Ampas Sagu Aren
Adalah merupakan limbah dari pabrik pengolahan sagu aren atau inoue, ampas yang diambil adalah ampas yang halus.
- Janggel/Tongkol Jagung
Merupakan limbah sertaan dari jagung setelah dipipil, janggel ini harus dihancurkan terlebih dahulu.
- Gergajian Kayu
Merupakan sisa dari penggergajian kayu, yang perlu diingat bahwa gergajian tersebut jangan sisa peggergajian glugu atau pohon kelapa
- Tepung Jagung/Jagung Giling
Bahan ini mengandung protein yang tinggi untuk ditambahkan
- Tepung ikan
Bahan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan nutrisi dan meningkatkan palabilitas serta daya rangsang nafsu makan
Masih banyak lagi bahan-bahan lain yang dapat dipergunakan seperti daun mahoni, daun rambutan, daun lamtoro, daun sengon, daun kaliandra, daun turi, daun nangka, daun jagung, daun ketela pohon, daun mindi, daun gamal, kulit kopi, kilut kopi coklat, kulit kacang tanah, kulit kedelai, kulit kacang hijau, sisa tanaman seperti kacang panjang, kacang buncis, kacang hijau, susu kadaluarsa, bungkil kacang, bungkil kelapa sawit, bungkil kopra, tepung gaplek, bungkil klenteng atau biji kapas dan limbah- limbah pertanian lainnya atau bahan limbah pengolahan hasil pertanian yang tanpa bahan kimia.
- “BIO SILASE”
BAHAN UTAMA UNTUK PAKAN AWETAN FERMENTASI , bakteri an aerob ini yang akan bekerja dalam proses fermentasi ini telah dipergunakan selama hampir 3 tahun dari berbagai daerah
- Tetes Tebu
Merupakan limbah dari pabrik gula yang mempunyai rasa dan aroma khas, tetes tebu ini merupakan gula invers dengan mempunyai kandungan hampir mirip dengan gula pasir.
Manyon adalah merupakan limbah pabrik tahu yang berupa cairan .
- Air
Air yang dipergunakan hendaknya jangan air leding maupun air hujan, gunakan air dari sumber, sumur atau air sungai
Prinsip Dasar yang harus diperhatikan :
1. Semua bahan semakin kering semakin bagus
2. Fermentasi bahan semakin padat dan rapat semakin baik
3. Bahan semakin hancur akan semakin baik
Macam-macam Alat Fermentasi
1. Trench Silo : silo berbentuk parit dengan bagian bawah lebih sempit dari
bagian atas
2. Pench Silo : silo non permanen yang merupakan sekat-sekat bambu atau
kayu
3. Tower Silo : silo berbentuk menara terbuat dari baja, beton dilengkapi
alat khusus
4. Pit Silu : silo berupa sumur masuk ke dalam tanah
5. Box silo : silo berbentuk kotak seperti box
6. Drum plastik : silo dengan menggunakan drum platik bekas, alat ini
paling banyak memberikan keuntungan, murah,
mudah, mempercepat siklus dan kuat.
Mengenal Macam dan Jenis Pakan Awetan Komplit
Sesuai tujuan pakan Komplit dibagi kedalam 3 macam :
1. Pakan untuk pembibitan
2. Pakan Pendongkrak
3. Pakan komplit untuk Penggemukan.
1. Pakan untuk Pembibitan
Untuk pembibitan bahan yang diperlukan adalah limbah pertanian yang mudah didapat dilingkungan kita seperti Jerami, rumput, tebon jagung, legium dsb
Jerami yang dapat digunakan adalah semua jenis baik itu jerami basah, jerami kering maupun jerami yang sudah disimpan lama akan lebih baik jerami yang sudah diamoniasi.
Jerami merupakan salah satu bahan yang murah dan mudah didapat karena selama ini jerami belum banyak dimanfaatkan bahkan di wilayah tertentu jerami menjadi masalah sehingga untuk membersihkan atau menyingkirkannya harus membayar tenaga/upah kerja sehingga banyak juga yang dibakar. Lain halnya untuk petani atau peternak disekitar Kec. Windusari Kab. Magelang jerami sekarang sudah laku dijual.
PENGOLAHAN JERAMI UNTUK PAKAN DOMBA PERANAKAN.
Bahan yang digunakan:
1. Jerami : 89%
2. Ketela Pohon : 5%
3. Bekatul : 5%
4. Mineral : 0,5%
5. Tepung ikan : 0,5%
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas
manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan masa
datang.
2. Pembuatan Pakan Fermentasi Pendongkrak
Pakan pendongkrak ini merupakan pakan dengan ramuan bahan yang lengkap, pakan ini hanya digunakan pada cempe yang kurang sehat atau terlalu kurus selama 15 hari sebelum dimasukkan ke dalam kandang penggemukan, agar cempe sehat dengan pencernaan yang baik dengan nafsu makan yang tinggi.
Bahan – bahan :
1. Jerami/rumput/tebon : 30 %
2. Bekatul : 15 %
3. Ketela pohon : 15 %
4. Mineral : 1 %
5.Tepung ikan : 5 %
6. Tepung jagung/jagung giling : 5 %
7. Susu/tepung kedelai : 5 %
8. Ampastahu : 5 %
9. Garam dapur : 1 %
10. Tepung kacang hijau : 2 %
11. Janggel giling : 2 %
12. Ampas sagu : 5 %
13. Tepung kacang-kacangan : 5 %
14. limbah lainnya : 4 %
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas
manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan hingga abu-abu, aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan
masa datang.
3. Pembuatan Pakan Komplit
Pakan komplit fermentasi adalah pakan yang terdiri dari berbagai macam bahan limbah pertanian maupun limbah pengolahan hasil pertanian non kimia yang dilakukan fermentasi sehingga meningkat fungsinya untuk penggemukan kambing/domba maupun ternak lainnya.
Pakan ini dapat tahan dalam penyimpanan selama 1 tahun, dalam pembuatan pakan ini hendaknya memperhatikan jenis-jenis potensi bahan yang ada disekitar (lokalita) sehingga harga pakan menjadai murah.
Bahan – bahan :
1. Jerami/rumput/tebon : 40 % atau 60 %
2. Bekatul : 15 %
3. Ketela pohon : 15 %
4. Mineral : 0,5 %
5.Tepung ikan : 2 %
6. Ampas tahu : 5 %
7. Garam dapur : 1 %
8. Janggel/tongkol jagung giling : 5 %
9. Ampas sagu : 5 %
10. Gergajian kayu : 5 %
Penyiapan Fermentor “BIO SILASE”
1. Ambil air 10 L tambahkan kedalamnya 2 – 4 gelas tetes tebu dan 0,5 gelas manyon kemudian diaduk hingga rata
2. Tambahkan “BIO SILASE” sebanyak 2 – 4 gelas kemudian diaduk
3. Tambahkan air hingga 20 L siap digunakan.
Cara Pembuatan Pakan Fermentasi
1. Cacah jerami atau bahan lain semakin hancur akan semakin baik
2. Campurkan semua bahan secara merata
3. Hamparkan kemudian disemprot dengan fermentor hingga
kadar air 25 – 40 %
4. Masukkan kedalam drum plastik dan diinjak-injak hingga padat
5. Tutup rapat kemudian simpan selama 7 hari
6. Buka dan amati perubahan warna dan aroma, ciri – ciri pakan yang jadi
adalah warna kuning kecoklatan hingga , aroma harum
7. Pakan ini siap untuk diberikan atau disimpan lagi untuk kebutuhan masa datang.
Terimakasih atas kunjunganya, Selamat mempelajari dan mencoba.
Jika Anda memberikan kritik dan saran dengan senang hati saya menerimanya. Mari kita berbagi bersama.
Saya ingin bertanya,apakah tetes tebu bisa di ganti bahan lain? di ganti gula misalnya,terima kasih.
BalasHapusbagus.
BalasHapusmf,dalam praktek berhsl sukses? merepotkan kah kalau hanya untuk beberapa ekor? kalau dibuka tidak ditutup rapat, satu drum kan blm tentu hbs?
Alhamdulilah, sekarang sudah banyak yang mempraktekan dan sukses.
BalasHapusuntuk satu ekor pun tidak masalah. usahakan untuk selalu ditutup.
Maaf sebelumnya... Saya mau tanya... Apakah pemberian makanan fermentasi ini jg akan berpengaruh terhadap kwalitas daging yang dihasilkan???
BalasHapusKarena menurut beberapa orang daging kambing/domba fermentasi tdk sama dengan domba/kambing yg diberi pakan alami (rumput hijau)...
Kambing/domba fermentasi apakah hampir seperti ayam sayur???
sang panuntun
BalasHapusMemang agak sedikit berbeda pada kekenyalanya, sehingga perlu perlakuan khusus sebelum dipotong selama 5-7 hari. Tapi berbeda dengan ayam pedaging, karena dengan pakan ini untuk domba penggemukan semua bahan organik.
Trmksh atas infonya.
BalasHapusthankyou for your info! :D
BalasHapus